Minggu, 20 Desember 2009

Cangkir yang Cantik


Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang – ulang. Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku kedalam perapian. Panas ! panas ! teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !” lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia menusukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! hentikan penyiksaan ini ! sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setekag benar benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaan diriku yang lalu sirna tatkala kulihat diriku.

Seperti itulah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidak lah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai macam cobaan, sebab anda tahu bahwa setiap ujian kita menghasilkan pengalaman dan menambah kekuatan hidup kita. Maka biarkanlah kekuatan dan pengalaman itu menjadi buah yang matang agar anda menjadi sempurna dan utuh tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena ia sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua prose situ selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.

0 komentar:

Posting Komentar